Rabu, 29 Agustus 2012

Pendidikan Jangan Lagi Sekadar Cari Ijazah dan Gelar

LABUAN BAJO, KOMPAS.COM - Dalam beberapa dekade terakhir, pendidikan di Indonesia hanya ditujukan untuk meraih ijazah dan gelar akademik semata dibandingkan pendidikan watak dan karakter. Akibatnya, terjadi kemerosotan moral dan etika di tengah masyarakat Indonesia, mulai dari kalangan elite sampai kalangan bawah. Inilah keprihatinan yang disampaikan oleh Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, Prof. DR. Moh. Mahfud MD, dalam makalah orasi kebangsaan" Peran Strategis Pendidikan sebagai basis membangun karakter Bangsa" menyambut HUT Seminari Beato Yohanes Paulus II di Labuan Bajo, Kamis (23/8/2012).

Menurutnya, di Indonesia, orang terdidik saja sudah mengalami kemerosotan moral. Mengapa ini terjadi? Pendidikan yang diterapkan di lembaga-lembaga pendidikan hanya mendidik anak supaya memiliki kecerdasan otak dan tidak pernah mendidik untuk membangun karakter hati. Padahal, lanjutnya, karakter seseorang dibangun melalui proses pendidikan. Mahfud mengatakan, proklamator kemerdekaan Indonesia, Ir. Soekarno, saja menuangkannya dalam frase 'mencerdaskan kehidupan bangsa', bukan 'mencerdaskan otak'.

"Pendidikan Indonesia harus berpedoman pada tiga hal penting yakni ada integrasi antara Ilmu dan Iman. Ilmu dikembangkan atas kontrol dari ajaran-ajaran agama. Kedua, kebenaran yang harus ditanamkan di semua lembaga pendidikan di Indonesia. Ketiga, Ilmu pengetahuan dan teknologi harus memihak kepada keselamatan manusia di bumi ini," ungkapnya.

Ilmu pengetahuan dan teknologi, lanjutnya, tetap penting. Namun, harus dikembangkan untuk keselamatan manusia di dunia. Selanjutnya, Mahfud menjelaskan, pendidikan di Indonesia bukan saja memberantas buta huruf melainkan memberantas buta hati yang menyebabkan terjadinya kemerosotan moral dan etika.

Mahfud menilai, moral dan etika bangsa Indonesia sudah luntur. Oleh karena itu, pendidikan moral Pancasila, harus kembali dibangkitkan dan diterapkan dalam kurikulum pendidikan.

Saat dialog, salah seorang hadirin menyampaikan bahwa 20 persen anggaran pendidikan di Indonesia dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Provinsi Nusa Tenggara Timur dan dari APBD Kabupaten Manggarai Barat hanya digunakan untuk pembangunan fisik, bukan untuk pembangunan karakter dan watak kebangsaan.

Mahfud menanggapinya dengan mengatakan bahwa Indonesia harus membenahi kualitas birokrasi yang bobrok. Untuk membenahinya, pendidikan dasar sampai sekolah menengah atas harus diatur dengan baik dengan mendidik watak dan mental anak sekolah. Romo Vikaris Jenderal Keuskupan Ruteng, Pastor Laurens Sopang Pr mengatakan, korupsi yang merajalela di Indonesia juga disebabkan watak yang tidak lagi memiliki moral dan etika. Sopang sepakat, pemerintah harus membangkitkan kembali pendidikan moral Pancasila di seluruh sekolah di Indonesia.

Minggu, 20 Mei 2012

Harkitnas Harus Jadi Inspirasi Kebangkitan Pendidikan

JAKARTA, KOMPAS.com - Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang diperingati setiap 20 Mei harus menjadi inspirasi kemajuan pendidikan nasional.

Hal itu dikatakan Anggota Komisi X DPR, Raihan Iskandar, Sabtu (19/5/2012) malam kemarin, di Jakarta.

Ia mengungkapkan, sejarah lahirnya kebangkitan nasional pada 1908 disebabkan oleh munculnya kaum terpelajar.

Menurutnya, tokoh-tokoh pergerakan nasional yang menjadi penggerak munculnya organisasi-organisasi modern pada masa itu, seperti Dr. Wahidin Sudirohusodo, dr. Sutomo, Soekarno, Agus Salim, dan sebagainya lahir dari dunia pendidikan.

"Pengaruh pendidikan pada masa perjuangan membuka kesadaran kaum terpelajar untuk bangkit dari keterpurukan sebagai bangsa yang terjajah," ujarnya.

Kala itu, lanjut dia, meski awalnya Belanda hanya membuka sekolah-sekolah bagi golongan bangsawan dan mampu, tetapi justru dimanfaatkan oleh golongan elit Indonesia untuk mengubah nasib bangsanya.

"Oleh karena itu, momentum hari Kebangkitan Nasional tahun ini harus dijadikan inspirasi bagi Pemerintah untuk memajukan bangsa melalui pendidikan," ujarnya.

Politisi asal fraksi partai PKS ini menegaskan, pemerintah perlu membuat akselerasi kebijakan dalam bidang pendidikan untuk menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang maju dan beradab.

Menurutnya, akselerasi kebijakan pendidikan itu harus dilakukan pemerintah dengan keberanian melakukan investasi yang optimal melalui pemberian akses seluas-luasnya bagi setiap warga negara untuk menikmati pendidikan mulai dari pendidikan anak usia dini (PAUD) sampai di bangku perguruan tinggi.

Dengan demikian, ia berpendapat jika pemerintah benar-benar serius ingin menjadikan Indonesia sebagai negara yang maju dan beradab, pemerintah harus menjadikan pendidikan sebagai kebijakan yang bersifat menyeluruh, tidak diskriminatif, dan harus dapat dinikmati oleh setiap warga negara Indonesia.

"Pemerintah harus membiayai penyelenggaraan pendidikan. Tak cukup hanya dengan memulai program wajib belajar 12 tahun, tetapi juga harus dapat menekan biaya kuliah di perguruan tinggi yang sampai sekarang belum bisa terjangkau oleh sebagian besar masyarakat Indonesia," tandasnya.

Sumber :
http://edukasi.kompas.com/read/2012/05/20/08272310/Harkitnas.Harus.Jadi.Inspirasi.Kebangkitan.Pendidikan

Kamis, 17 Mei 2012

Guru Besar ITB Sebut UN Sesat

BANDUNG, KOMPAS.com — Guru Besar Ilmu Matematika dari Institut Teknologi Bandung, Iwan Pranoto, menyebut ujian nasional yang dipraktikkan pemerintah saat ini adalah kebijakan yang keblinger. Bukannya mengajari para murid untuk menggunakan nalar atau akalnya, UN malah memaksa mereka menghafal.

"UN itu sesat!" seru Iwan dalam seminar yang diadakan dalam rangka Hardiknas di Gedung Indonesia Menggugat, Rabu (2/5/2012).

Dia pun menunjukkan contoh soal Matematika yang diujikan dalam UN. Iwan berpendapat, soal tersebut mustahil dikerjakan dalam waktu singkat kecuali menghafalkan rumus secara cepat yang diajarkan dalam sekolah atau bimbingan belajar.

Seharusnya, soal yang ditanyakan mengajak siswa untuk memahami masalah yang dihadapi. Kecenderungan tersebut tidak hanya terlihat di mata kuliah Matematika. Iwan menemui hal serupa di mata kuliah lain yang hanya bisa dijawab apabila menghafal.

"Menghafal adalah kegiatan bernalar paling rendah, biarkan itu ditangani komputer. Seharusnya yang didorong adalah bernalar yang tidak bisa dilakukan komputer," kata Iwan.

Dia pun mengungkapkan hasil riset yang dilakukan Massachusetts Institute of Technology dengan Harvard University yang menyebut dua kemampuan yang wajib dimiliki manusia masa depan adalah berpikir kompleks dan komunikasi.

Berpikir kompleks adalah kemampuan memecahkan masalah yang belum pernah dihadapi sebelumnya. Kesimpulan tersebut diambil barangkali karena ramalan bahwa permasalahan di masa mendatang bakal dinamis. Namun, yang dilakukan UN saat ini justru sebaliknya.

Menurut Iwan, siswa hanya dipaksa menghafal tanpa diberi kesempatan menggunakan akalnya untuk memecahkan sendiri.

Sumber :
http://edukasi.kompas.com/read/2012/05/02/19545888/Guru.Besar.ITB.Sebut.UN.Sesat

Asa yang Tidak Pernah Padam

Oleh: B Josie Susilo Hardianto
Sekolah arigi weago aperage weago
Hat tago weti-weti, hagaramo nikitlasu a...o
An nogo worek-worek, hagaramo nikitlasu wae
hulu leka-leka, iawuraregoi a...o
werene leka-leka, tumawuraregoi wae..

”Sekolah sangat susah, sekolah benar-benar sangat susah. Saya sekolah banyak pengorbanan, kamu pun sekolah banyak tantangan. Kami sekolah di balik gunung, kami sekolah di balik danau,” kata Selinius Wetipo mengartikan lagu dalam bahasa Dani itu.

Dengan wilayah bergunung-gunung, lembah yang dalam, dan ngarai yang terjal, juga berhutan lebat, Papua memang memberi tantangan geografis yang ekstrem. Namun, setiap pagi, pada jalan-jalan setapak, tercetak jejak-jejak kaki anak-anak yang bergegas menuju sekolah-sekolah mereka. Tanpa alas kaki, mereka mendaki bukit berbatu dan menyusuri tanah berlumpur.

Semangat anak-anak di wilayah Pegunungan Tengah Papua untuk belajar sangat besar. Namun, harus diakui, sarana dan prasarana penunjang terbatas. Banyak sekolah dasar yang berada di kampung-kampung yang tersebar di lembah dan lereng pegunungan di sekitar Wamena belum memiliki cukup guru. Kalaupun ada, tak jarang, guru-guru itu tidak selalu hadir untuk mengajar.

Salah satunya di Jalelo, Distrik Assolokobal. Hampir setiap hari, SD Inpres Upiyagaima di daerah itu diasuh oleh Adin Lokobal, seorang tenaga honorer. SD yang terdiri dari kelas I hingga kelas III tersebut sebenarnya memiliki empat tenaga guru. Namun, keempat guru itu sering berhalangan.

Salah satu hambatan adalah para guru tersebut tinggal di pinggir jalan raya Wamena-Kurima yang terletak di lembah. ”Untuk mencapai gedung SD Inpres Upiyagaima, mereka harus berjalan kaki lebih kurang tiga jam dengan mendaki pegunungan,” ujar Arnos Asso, anggota Komite SD Upiyagaima.

Bangun rumah guru

Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Jayawijaya Hasuka Hisage mengakui kondisi yang memprihatinkan tersebut. Untuk itu, pihaknya tengah berupaya agar di sekolah-sekolah terpencil dibangun perumahan untuk guru.

Tahun 2011 telah dibangun 22 rumah guru. Pada tahun 2012 akan dibangun lagi sekitar 22 rumah guru, terutama untuk wilayah pedalaman.

Selain itu, kini juga sedang diupayakan peningkatan kapasitas para guru. Sasarannya tidak hanya mengembangkan kemampuan guru mengajar, tetapi juga empati mereka.

”Kapasitas personal sebagai pengajar penting,” kata Kepala Bidang Peningkatan Mutu Dinas Pendidikan Kabupaten Jayawijaya Bambang Handoyo.

Dalam proses pendidikan, loyalitas dan panggilan menjadi seorang guru adalah sisi lain dari semangat anak-anak untuk belajar.

Namun, kondisi ideal itu tidak mudah diwujudkan di Papua. Tantangan alam dan keterbatasan sarana tidak hanya membatasi arus transportasi, tetapi juga informasi. Pendidikan di wilayah perkotaan berkembang karena akses terhadap transportasi dan informasi mudah. Kondisi di pinggiran dan pedalaman selalu berbanding terbalik.

Di SD Inpres Megapura, misalnya, satu buku pelajaran digunakan lima siswa. Meski demikian, bukan berarti semangat untuk mendampingi para siswa luntur.

”Kami tetap berupaya agar kualitas pendidikan terjaga,” kata Sih Asmoko yang telah mengajar di wilayah Jayawijaya sejak 26 tahun lalu.

Semangat serta niat kuat dari murid dan guru untuk menjadikan pendidikan di Papua berkembang adalah kunci keberhasilan. Hal tersebut akan makin berhasil apabila kesadaran orangtua untuk ikut mendukung anak-anak ke sekolah cukup optimal. Melihat Kelitus Wetipo dan Selinius Wetipo, siswa SD Inpres Megapura, belajar dalam remang cahaya lilin seolah memberi keyakinan dan harapan.

Di Wamena, konflik antara semangat untuk maju pada satu sisi dan keterbatasan fasilitas serta derasnya arus perubahan memunculkan ekses lain. Sejumlah anak usia sekolah menghabiskan hari-hari mereka di Pasar Jibama dan jalan raya. Baju lusuh, mata merah, dan mereka berjalan gontai karena keseringan menghirup uap lem Aica Aibon yang memabukkan.

Kelitus Wetipo tidak ingin seperti itu. Dia tekun belajar sebab ingin seperti kakaknya, Meriana Wetipo, yang saat ini mengecap pendidikan di sebuah perguruan tinggi di Jakarta. Tak heran ketika Selinius Wetipo menyanyikan lagu berjudul ”Sekolah Arigi Weago” itu, Kelitus bertepuk tangan riang, kepalanya bergoyang ke kiri dan ke kanan.

Olimpiade matematika

Lagu itu seolah mewakili semangat anak-anak muda yang tinggal dalam honai laki-laki milik Ruben Wetipo, tetua kampung adat yang berada di Walesi, Kabupaten Jayawijaya. Malam itu, meski hanya diterangi cahaya lilin, mereka menghabiskan waktu dengan belajar.

Cahaya sebatang lilin menjadi saksi betapa keras usaha mereka. Perih? Kelitus Wetipo, siswa kelas IV SD Santo Stefanus Wouma, Wamena, itu mengatakan, mata mereka telah terbiasa membaca dalam remang cahaya lilin. Tak ada keluhan.

Ruben Wetipo, tetua komunitas tempat honai laki-laki itu berada, dengan bangga mengatakan, dari honai itu telah dihasilkan delapan sarjana, di antaranya sarjana sosiologi dan filsafat. Dari honai kecil di pinggiran kota Wamena itu pula lahir pemenang lomba olimpiade matematika yang mewakili Kabupaten Jayawijaya. ”Saat ini, anak saya, Meriana Wetipo, menempuh pendidikan di Surya Institute (lembaga yang didirikan Prof Yohanes Surya),” ungkap Ruben.

Mereka mampu menjadi mandiri, memilih untuk menggunakan waktu dengan giat belajar meski dalam aneka keterbatasan. Seperti alunan lagu yang dinyanyikan Selinus Haluk, sekolah itu sangat susah, banyak tantangan, karena itu perlu kerja keras dan hanya dengan itu mimpi akan terwujud.

Sumber :
http://edukasi.kompas.com/read/2012/05/16/10320324/Asa.yang.Tidak.Pernah.Padam

Selasa, 15 Mei 2012

Kedubes Jepang Tawarkan Beasiswa untuk Lulusan SMA

JAKARTA, KOMPAS.com- Pemerintah Jepang membuka tawaran beasiswa (Monbukagakusho) bagi pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) dari seluruh Indonesia yang memenuhi syarat. Hal itu disampaikan dalam siaran pers Kedutaan Besar Jepang di Jakarta, Senin (14/5/2012).

Beasiswa diberikan bagi mereka yang lulus persyaratan untuk melanjutkan ke jenjang-jenjang pendidikan Universitas (S-1), College of Technology (D-3), atau Professional Training College (D-2) di Jepang mulai tahun akademik 2013 (April 2013).

Pelamar hanya bisa mendaftar 1 (satu) program dari S-1, D-3, atau D-2. Sejumlah syarat yang diterapkan antara lain (1) Lahir antara tanggal 2 April 1991 dan tanggal 1 April 1996. (2) Nilai rata-rata ijazah atau rapor kelas 3 semester/cawu terakhir minimal: 8,4 untuk program S-1, 8,0 untuk program D-3, dan 8,0 untuk program D-2

Jika pada saat penutupan (15 Juni 2012) nilai ijazah asli belum bisa dikeluarkan, maka nilai ijazah sementara dari Kepala Sekolah bisa diterima.

Pelamar harus lulus dari SLTA, atau akan lulus maksimal 31 Maret 2013. Lebih lanjut, formulir bisa diunduh dari situs Kedubes Jepang di alamat ini.

Formulir yang dikirimkan harus disertai fotokopi rapor, ijazah, dan nilai ijazah sampai tanggal 15 Juni 2012. Untuk keterangan lebih lanjut, silakan menghubungi Kedutaan Besar Jepang di bagian Pendidikan, dengan nomor 021-3192-4308 Ext. 175, 176.

Sumber :
http://edukasi.kompas.com/read/2012/05/14/1601170/Kedubes.Jepang.Tawarkan.Beasiswa.untuk.Lulusan.SMA

Rabu, 09 Mei 2012

Daftar Akun Buku Sekolah Elektronik (BSE)

  1. Buka Homepage BSE (http://bse.kemdiknas.go.id/) pada browser anda, selanjutnya akam muncul Halaman awal (beranda) BSE.


  2. Selanjutnya klik daftar.


  3. Kemudian akan muncul Halaman Pendaftaran Akun BSE.


  4. Isilah form sesuai dengan identitas anda, kemudian klik daftar.

  5. Jika pendaftaran telah selesai, akan muncul pesan (Pendafaran sukses.

Selanjutnya, jika anda ingin download atau sekedar baca Online Buku Sekolah Elektronik (BSE), anda tinggal login dengan mengisikan Username dan Pasword yang telah anda daftarkan d BSE pada form yang telah tersedia, kemudian klik login

Buku Sekolah Elektronik

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Buku Sekolah Elektronik, disebut juga BSE, adalah inisiatif dari Departemen Pendidikan Nasional Indonesia yang bertujuan untuk menyediakan buku ajar elektronik untuk tingkat pendidikan dari SD, SMP, SMA dan SMK.

Latar belakang
Buku merupakan salah satu sarana penting dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu permasalahan perbukuan dalam era otonomi daerah dewasa ini adalah ketersediaan buku yang memenuhi standar nasional pendidikan dengan harga murah yang dapat dijangkau oleh masyarakat luas. Untuk mengatasi hal tersebut, Departemen Pendidikan Nasional telah membeli hak cipta buku teks pelajaran dari penulis/penerbit. Selanjutnya buku-buku tersebut disajikan dalam bentuk buku elektronik(ebook) dengan nama Buku Sekolah Elektronik (BSE).

Kendala
Pada praktiknya, penyediaan buku ini mengalami banyak kendala di lapangan. Seperti belum adanya koneksi Internet, komputer, listrik, dst. Namun langkah yang dilakukan oleh Depdiknas ini bisa dikatakan sebagai terobosan.

Penggandaan BSE untuk diperdagangkan.
BSE, baik dalam bentuk buku maupun rekaman cakram (CD/DVD) dapat digandakan dan diperdagangkan dengan ketentuan tidak melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional dan memenuhi syarat serta ketentuan yang berlaku.

Mata Pelajaran SBK, Penyelamat Seni dan Budaya Indonesia

Mata Pelajaran SBK atau yang di sebut dengan Seni Budaya Keterampilan, adalah pondasi untuk menyelamatkan seni dan budaya warisan Indonesia dari Modernitas zaman, kepada para Pelajar yang notabene nya Untuk jenjang anak SD, SMP,dan SMA. Sangat penting memang untuk merealisasikan dan memberi materi Pelajaran SBK, di Sekolah-sekolah bahkan di Perguruan Tinggi juga penting. Kenapa, karena di zaman seperti ini yang sudah sedemikan canggih perlu nya mengenalkan seni dan Budaya Tanah Air Indonesia kepada Generasi Muda ( young man).

Indonesia yang sedemikian banyak Ragam Suku,Etnis dan Budayanya bisa dipelajari serta direalisasikan dalam Mata Pelajaran tersebut, ini sangat baik tentunya, mengenalkan Seni dan Budaya Indonesia. Bisa belajar melalui berbagai macam bentuk, bisa melalui tarian,gambar rumah adat, serta bisa juga outing class ke Taman Mini Indonesia Indah. Belajar sambil mengenali Seni dan Budaya Indonesia.

Zaman Modernitas jika kita perhatikan bisa menjadi 2 sisi, dimana ada sisi positif dan negatifnya, tergantung bagaimana kita menyikapinya. Yang saya khawatirkan adalah, jika Generasi Muda Indonesia sudah melupakan dan acuh tak acuh bahkan sampai tidak tahu betul Seni dan Budaya nya sendiri. mereka lebih senang kepada Budaya Barat ( westrnisasi ). Mau dibawa kemana nanti warisan nenek moyang Bangsa Ini.

Wal hasil mereka lebih senang main, nongkrong, bahkan ada yang sampai free sex, narkoba, gaya selebriti luar ditiru cara berpakaian nya,di tato,pakai tindikan anting bagi yang cowo, dll Budaya Barat yang kurang pas, dan kurang baik di contoh oleh Generasi Muda. ini sudah melunturkan cita rasa Budaya Timur ( Indonesia ) yang mana Indonesia terkenal dengan Budaya keramah-tamahan nya, sopan-santun, tengang-rasa dan saling menghormati.

Inilah tugas semua, dan terutama bagi para Guru dimanapun berada, harus selalu memegang dan mengingat bahwa pentingnya menyelamatkan Generasi Anak Bangsa dari terjangan Westernsasi. yang kurang baik dan bahaya bagi hidup Generasi Anak Bangsa Indonesia, dengan Mata Pelajaran SBK diharapkan bisa meredam arus liar Budaya Barat yang masuk ke Indonesia, dan Seni serta Budaya Indonesia tetap terjaga dan terlestarikan di tangan Generasi Anak Bangsa Indonesia.

Sumber :
http://edukasi.kompasiana.com/2012/05/09/mata-pelajaran-sbk-penyelamat-seni-dan-budaya-indonesia/

Indonesia dan Sistem Pendidikan Terbaik di Dunia

Indonesia memiliki sistem pendidikan terbaik di dunia mungkin adalah kalimat yang terdengar mewah, ekslusif dan elegan bahkan jauh dari jangkauan. Kita (Indonesia) masih menata sistem pendidikannya. Belajar dan mencoba-coba mana yang cocok. Menerapkan sebentar lalu menggantinya lagi. Mulai dari kurikulum 1994 dengan cbsa nya, lalu ke KBK, merambah ke KTSP, dan entah apa lagi nanti.

Semua memang ada sisi baiknya karena telah dikaji dan diuji. Sistem-sitem ini juga telah di pakai di banyak negara maju. Mereka berhasil. Lalu kitapun mencobanya dan kewalahan sendiri. Banyak faktor yang menyebabkan kekewalahan tersebut. Mulai dari ketidaksiapan guru, kurangnya sarana dan prasaran yang mendukung, sosialisasi yang minim, hingga siswa yang dianggap tak lagi bisa dibentuk. Sumber kesalahan terus dicari.

Jika ingin, kita bisa lihat Finlandia yang memang dikenal sebagai negara yang memiliki sistem pendidikan terbaik di dunia berdasarkan hasil survei internasional yang komprehensif pada tahun 2003 oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD ). Tes tersebut dikenal dengan nama PISA, yang bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa di bidang Sains, Membaca, dan juga Matematika. Tak ada yang begitu istimewa di sana. Gaji gurunya tidaklah fantastis. Jam belajar pun hanya 30 jam seminggu. Siswa tidak begitu didera dengan lamanya waktu belajar di sekolah. Sarana dan prasarananyapun masih kalah dengan negara maju lainnya seperti Amerika. Bahkan di sana siswanya tidak mengenal ujian.

Lalu apa yang membuat Finlandia begitu istimewa? Jawabannya sederhana saja, guru tidak pernah menyalahkan siswa. Mereka benar-benar menimbulkan kesadaran untuk belajar bagi siswa. Tidak ada paksaan atau kejar-mengejar ketuntasan. Siswa pun tak pernah dibandingkan dengan siswa yang lainnya. Hasil belajar siswa hanya dibandingkan dengan tugas mereka minggu yang lalu apakah ada peningkatan atau tidak. Setiap anak istimewa. Mereka punya kelebihan dan ketertarikan masing-masing. Guru tak berhak menghakimi. Jika ia, malah akan membunuh kreatifitas si anak.

Siswa tidak merasa tersiksa dengan tuntutan jam belajar yang besar atau tekanan ujian seperti yang kerap dirasakan siswa di Indonesia. Mereka stres dan tertekan ketika akan ujian. Yang malah membuat mereka gagal.

Belajar bukanlah hal yang menakutkan dan menyiksa. Dengan demikian kesadaran belajar akan tumbuh dengan sendirinya. Sesuatu yang dilakukan dengan keterpaksaan akan jauh berbeda hasilnya dengan hal yang dilakukan dengan senang hati.

Ya, kita masih sangat perlu membenahi sistem pendidikan kita. Namun tidak membutuhkan waktu yang sebentar. Sementara itu membuat belajar menjadi menyenangkan dan bagaikan kebutuhan adalah hal yang lebih penting. Ini dapat diwujudkan. Ini bukanlah hal ekslusif dan elegan atau tak terjangkau. Kita bisa melakukannya. Dapat dimulai dengan merobah cara pandang terhadap pendidikan dan cara mendidik.

Mendidik bukanlah mengajarkan sesuatu lalu kecewa ketika yang diajarkan tak tersampaikan. Mandidik adalah membiarkan anak menemukan sendiri apa yang ingin ditemukannya.

Sumber :
http://edukasi.kompasiana.com/2010/12/01/indonesia-dan-sistem-pendidikan-terbaik-di-dunia/

Siswa Cas Cis Cus Berbahasa Inggris Kebanggaan Semu

Jakarta. Tren Bahasa Inggris menyihir para orang tua untuk menyekolahkan anak-anaknya di sekolah berlabel internasional dari tingkat SD hingga SMA. Para orang tua merasa bangga apabila anak-anaknya bisa cas cis cus berbahasa Inggris dengan lancar.

"Itu kebanggaan semu. Kalau sudah bisa lancar berbahasa Inggris, terus mau apa? Apakah menunjukan kualitas?" kata sejarawan Asvi Warman Adam saat berbincang dengan detikcom, Rabu (25/4/2012).

Menurut peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ini, siswa yang bisa berbahasa Inggris dengan lancar tidak menunjukkan kualitas ilmu pengetahuan siswa. Sebab mutu pendidikan ditentukan banyak hal, sedangkan bahasa hanyalah alat pengantar saja. Mirisnya, menurut Asvi, Bahasa Inggris di Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) diterapkan sebagai bahasa baku dalam peraturan tertulis.

"Apakah ketika sekolah menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar, itu berarti kualitasnya internasional? Masa hanya karena berbahasa Inggris lalu sudah bangga," ujar Asvi.

Selain menumbuhkan kebanggan semu, penggunaan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dapat mengikis kecintaan dan semangat persatuan bangsa. Dia mengingatkan bahwa Indonesia bisa bersatu dengan Bahasa Indonesia sejak dideklarasikan pada Sumpah Pemuda 1928.

"Indonesia itu terdiri dari berbagai suku dan bahasa. Kita bersatu karena ada Bahasa Indonesia, itu suatu kebanggan. Timor Timur saja yang sudah merdeka ingin Bahasa Indonesia dijadikan bahasa utama karena Bahasa Indonesia mudah dan sudah diterima masyarakat. Kalau bahasa Inggris atau Portugis atau bahasa suku setempat banyak yang ditolak," ungkap Asvi.

Seperti diketahui, para orang tua murid dan aktivis pendidikan menguji Pasal 50 ayat (3) UU Sisdiknas yang mengaku tak bisa mengakses satuan pendidikan RSBI/SBI ini lantaran mahal. Mereka adalah Andi Akbar Fitriyadi, Nadia Masykuria, Milang Tauhida (orang tua murid), Juwono, Lodewijk F Paat, Bambang Wisudo, Febri Antoni Arif (aktivis pendidikan).

Mereka menilai pasal yang mengatur penyelenggaraan satuan pendidikan bertaraf internasional itu diskriminatif. Keberadaan pasal itu menimbulkan praktek perlakuan yang berbeda antara sekolah umum dan RSBI/SBI. Misalnya, dalam sekolah umum fasilitasnya minim dan guru-gurunya kurang memenuhi kualifikasi. Sementara di sekolah RSBI fasilitas lengkap dan guru-gurunya berkualitas. RSBI juga menggunakan bahasa Inggris sebagai pengantar.

"Kalau saya pribadi menolak RSBI, selain penggunaan Bahasa Inggris, karena menimbulkan kesan asal sudah mengajar dengan Bahasa Inggris maka sudah berkualias internasional," tuntas Asvi.(asp/nrl)

sumber :
http://www.lipi.go.id/www.cgi?berita&1335337753&1&2012&1036007543&ina

RSBI Degradasikan Bahasa Indonesia

JAKARTA, KOMPAS - Penggunaan bahasa asing terutama bahasa Inggris, sebagai bahasa pengantar di sekolah-sekolah berstatus rintisan sekolah bertaraf internasional dinilai mendegradasikan bahasa Indonesia. Padahal, daya saing suatu bangsa bukan karena penguasaan terhadap bahasa asing.

“Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara, mendapat banyak rongrongan, termasuk dengan menjadikan bahasa asing sebagai pengantar di RSBI/SBI,” kata Abdul Chaer, ahli bahasa Indonesia dari Universitas Negeri Jakarta, yang hadir sebagai saksi ahli pemohon, dalam sidang uji materi Pasal 50 Ayat (3) Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional soal RSBI/SBI di Mahkamah Konstitusi (MK) di Jakarta, Selasa (24/4). Sidang dengan agenda mendengarkan keterangan saksi ahli dari pemohon dan pemerintah ini dipimpin Ketua MK Mahfud MD. Dalam pandangan Abdul Chaer, penggunaan bahasa asing di RSBI/SBI tidak baik untuk pembinaan bahasa Indonesia. Ia menambahkan, pemerintah wajib mengembangkan dan melindungi bahasa Indonesia supaya bisa digunakan untuk semua ilmu pengetahuan. Pembinaan ini dapat membuat masyarakat Indonesia pandai, cinta, dan bangga berbahasa Indonesia.

Praktisi pendidikan Darmaningtyas, saksi pemohon, mengatakan, kebijakan RSBI/SBI salah kaprah dengan memandang bahasa Inggris lebih bergengsi dibandingkan dengan bahasa Indonesia. Padahal, badan PBB UNESCO mengakui bahasa Indonesia sebagai bahasa modern karena sudah mampu membahas hal-hal yang bersifat abstrak serta bisa mengulas ilmu pengetahuan. Menurut Darmaningtyas, sekolah RSBI/SBI awalnya memang sekolah unggulan. Namun, kebijakan menjadi RSBI/SBI justru membuat sekolah unggulan jadi lebih mahal dan terbatas bagi kelompok masyarakat tertentu.

sumber :
http://pusdiklat.kemenperin.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=395:rsbi-degradasikan-bahasa-indonesia&catid=142:berita-pendidikan&Itemid=92

Kemegahan Candi Borobudur Menyimpan "Misteri"

Siapa yang tidak mengenal kemegahan Candi Borobudur? Semua penduduk Indonesia pernah ke candi yang berdiri sekitar tahun 800 Masehi ini. Minimal mereka pernah tahu dari informasi di bangku sekolah atau media massa. Candi yang terletak di Desa Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, selama ini dikenal sebagai candi Budha yang didirikan oleh Raja Samaratungga dari wangsa Sayilendra sekitar tahun Sangkala rasa sagara kstidhara atau tahun Caka 746 (824 Masehi) dan baru dapat diselesaikan oleh puterinya yang bernama Dyah Ayu Pramodhawardhani pada sekitar tahun 847 Masehi.

Namun belakangan ada versi lain yang berkembang. Candi Borobudur disebut-sebut masih ada kaitannya dengan sejarah Nabi Sulaeman. Nah loh?  Adalah seorang ilmuwan matematika KH. Fahmi Basya bersama Team SSQ-DLA menyimpulkan hasil risetnya. Benarkah Borobudur peninggalan Nabi Sulaeman? Dalam bukunya KH Fahmi Basyra, Matematika Islam 3 (Republika, 2009), KH Fahmi Basya menyebutkan beberapa ciri-ciri Candi Borobudur yang menjadi bukti sebagai peninggalan putra Nabi Daud tersebut. Di antaranya, hutan atau negeri Saba, makna Saba, nama Sulaiman, buah maja yang pahit, dipindahkannya istana Ratu Saba ke wilayah kekuasaan Nabi Sulaiman, bangunan yang tidak terselesaikan oleh para jin, tempat berkumpulnya Ratu Saba, dan lainnya.

Menurut Fahmi Basya, dan seperti yang penulis lihat melalui relief-relief yang ada, memang terdapat beberapa simbol, yang mengesankan dan identik dengan kisah Sulaiman dan Ratu Saba, sebagaimana keterangan Alquran. Pertama adalah tentang tabut, yaitu sebuah kotak atau peti yang berisi warisan Nabi Daud AS kepada Sulaiman. Pada relief yang terdapat di Borobudur, tampak peti atau tabut itu dijaga oleh seseorang.

Kedua, pekerjaan jin yang tidak selesai ketika mengetahui Sulaiman telah wafat. (QS Saba [34]: 14). Saat mengetahui Sulaiman wafat, para jin pun menghentikan pekerjaannya. Di Borobudur, terdapat patung yang belum tuntas diselesaikan. Patung itu disebut dengan Unfinished Solomon.

Ketiga, para jin diperintahkan membangun gedung yang tinggi dan membuat patung-patung. (QS Saba [34]: 13). Seperti diketahui, banyak patung Buddha yang ada di Borobudur. Sedangkan gedung atau bangunan yang tinggi itu adalah Candi Prambanan.

Keempat, Sulaiman berbicara dengan burung-burung dan hewan-hewan. (QS An-Naml [27]: 20-22). Reliefnya juga ada. Bahkan, sejumlah frame relief Borobudur bermotifkan bunga dan burung. Terdapat pula sejumlah relief hewan lain, seperti gajah, kuda, babi, anjing, monyet, dan lainnya.

Kelima, kisah Ratu Saba dan rakyatnya yang menyembah matahari dan bersujud kepada sesama manusia. (QS An-Naml [27]: 22). Menurut Fahmi Basya, Saba artinya berkumpul atau tempat berkumpul. Ungkapan burung Hud-hud tentang Saba, karena burung tidak mengetahui nama daerah itu. "Jangankan burung, manusia saja ketika berada di atas pesawat, tidak akan tahu nama sebuah kota atau negeri," katanya menjelaskan. Ditambahkannya, tempat berkumpulnya manusia itu adalah di Candi Ratu Boko yang terletak sekitar 36 kilometer dari Borobudur. Jarak ini juga memungkinkan burung menempuh perjalanan dalam sekali terbang.

Keenam, Saba ada di Indonesia, yakni Wonosobo. Dalam Alquran, wilayah Saba ditumbuhi pohon yang sangat banyak. (QS Saba [34]: 15). Dalam kamus bahasa Jawi Kuno, yang disusun oleh Dr Maharsi, kata 'Wana' bermakna hutan. Jadi, menurut Fahmi, wana saba atau Wonosobo adalah hutan Saba.

Ketujuh, buah 'maja' yang pahit. Ketika banjir besar (Sail al-Arim) menimpa wilayah Saba, pepohonan yang ada di sekitarnya menjadi pahit sebagai azab Allah kepada orang-orang yang mendustakan ayat-ayat-Nya.  "Tetapi, mereka berpaling maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar[1236] dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr." (QS Saba [34]: 16).

Kedelapan, nama Sulaiman menunjukkan sebagai nama orang Jawa. Awalan kata 'su'merupakan nama-nama Jawa. Dan, Sulaiman adalah satu-satunya nabi dan rasul yang 25 orang, yang namanya berawalan 'Su'. Kesembilan, Sulaiman berkirim surat kepada Ratu Saba melalui burung Hud-hud. "Pergilah kamu dengan membawa suratku ini." (QS An-Naml [27]: 28).  Menurut Fahmi, surat itu ditulis di atas pelat emas sebagai bentuk kekayaan Nabi Sulaiman. Ditambahkannya, surat itu ditemukan di sebuah kolam di Candi Ratu Boko.

Kesepuluh, bangunan yang tinggal sedikit (Sidrin qalil). Lihat surah Saba [34] 16). Bangunan yang tinggal sedikit itu adalah wilayah Candi Ratu Boko. Dan di sana terdapat sejumlah stupa yang tinggal sedikit. "Ini membuktikan bahwa Istana Ratu Boko adalah istana Ratu Saba yang dipindahkan atas perintah Sulaiman," kata Fahmi menegaskan.

Selain bukti-bukti di atas, kata Fahmi, masih banyak lagi bukti lainnya yang menunjukkan bahwa kisah Ratu Saba dan Sulaiman terjadi di Indonesia. Seperti terjadinya angin Muson yang bertiup dari Asia dan Australia (QS Saba [34]: 12), kisah istana yang hilang atau dipindahkan, dialog Ratu Bilqis dengan para pembesarnya ketika menerima surat Sulaiman (QS An-Naml [27]: 32), nama Kabupaten Sleman, Kecamatan Salaman, Desa Salam, dan lainnya. Dengan bukti-bukti di atas, Fahmi Basya meyakini bahwa Borobudur merupakan peninggalan Sulaiman. Benarkah bukti itu? Hanya Allah yang mengetahuinya. Wallahu A'lam. (dirangkum dari berbagai sumber)

sumber : http://beritapendidikan.net/article/84659/kemegahan-candi-borobudur-menyimpan-misteri.html

Sabtu, 05 Mei 2012

Penerimaan Siswa Baru Tahun Ajaran 2012-2013

Madrasah Aliyah "Darul Ulum" Waruk Karangbinangun Lamongan membuka pendaftaran Siswa Baru Tahun Ajaran 2012-2013. Syarat dan ketentuan sebagai berikut :

Persyaratan umum
1. Berkelakuan baik.
2. Berijazah MTs/SMP.

Syarat dan cara Pendaftaran
1. Mengisi formulir pendaftaran.
2. Menyerahkan foto copy Ijazah/STTB terlegalisir sebanyak 3 lembar.
3. Menyerahkan foto ukuran 3 x 4 sebanyak 3 lembar (BW).

Tempat dan waktu pendaftaran
Tempat : Pendaftaran dilakukan langsung di Kantor MA. "Darul Ulum" Waruk
Jl. Protokol Desa Waruk Karangbinagun Lamongan, Telp. 085 645 060 573
Waktu : Pendaftaran dibuka mulai tanggal 17 mei 2012 sampai 17 Juni 2012
- pagi : 07.00 - 13.00 WIB
- sore : 14.00 - 18.00 WIB
  (hari Jum'at libur)

Formulir bisa di download di sini.

atau bisa juga daftar online di sini.