Rabu, 09 Mei 2012

Indonesia dan Sistem Pendidikan Terbaik di Dunia

Indonesia memiliki sistem pendidikan terbaik di dunia mungkin adalah kalimat yang terdengar mewah, ekslusif dan elegan bahkan jauh dari jangkauan. Kita (Indonesia) masih menata sistem pendidikannya. Belajar dan mencoba-coba mana yang cocok. Menerapkan sebentar lalu menggantinya lagi. Mulai dari kurikulum 1994 dengan cbsa nya, lalu ke KBK, merambah ke KTSP, dan entah apa lagi nanti.

Semua memang ada sisi baiknya karena telah dikaji dan diuji. Sistem-sitem ini juga telah di pakai di banyak negara maju. Mereka berhasil. Lalu kitapun mencobanya dan kewalahan sendiri. Banyak faktor yang menyebabkan kekewalahan tersebut. Mulai dari ketidaksiapan guru, kurangnya sarana dan prasaran yang mendukung, sosialisasi yang minim, hingga siswa yang dianggap tak lagi bisa dibentuk. Sumber kesalahan terus dicari.

Jika ingin, kita bisa lihat Finlandia yang memang dikenal sebagai negara yang memiliki sistem pendidikan terbaik di dunia berdasarkan hasil survei internasional yang komprehensif pada tahun 2003 oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD ). Tes tersebut dikenal dengan nama PISA, yang bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa di bidang Sains, Membaca, dan juga Matematika. Tak ada yang begitu istimewa di sana. Gaji gurunya tidaklah fantastis. Jam belajar pun hanya 30 jam seminggu. Siswa tidak begitu didera dengan lamanya waktu belajar di sekolah. Sarana dan prasarananyapun masih kalah dengan negara maju lainnya seperti Amerika. Bahkan di sana siswanya tidak mengenal ujian.

Lalu apa yang membuat Finlandia begitu istimewa? Jawabannya sederhana saja, guru tidak pernah menyalahkan siswa. Mereka benar-benar menimbulkan kesadaran untuk belajar bagi siswa. Tidak ada paksaan atau kejar-mengejar ketuntasan. Siswa pun tak pernah dibandingkan dengan siswa yang lainnya. Hasil belajar siswa hanya dibandingkan dengan tugas mereka minggu yang lalu apakah ada peningkatan atau tidak. Setiap anak istimewa. Mereka punya kelebihan dan ketertarikan masing-masing. Guru tak berhak menghakimi. Jika ia, malah akan membunuh kreatifitas si anak.

Siswa tidak merasa tersiksa dengan tuntutan jam belajar yang besar atau tekanan ujian seperti yang kerap dirasakan siswa di Indonesia. Mereka stres dan tertekan ketika akan ujian. Yang malah membuat mereka gagal.

Belajar bukanlah hal yang menakutkan dan menyiksa. Dengan demikian kesadaran belajar akan tumbuh dengan sendirinya. Sesuatu yang dilakukan dengan keterpaksaan akan jauh berbeda hasilnya dengan hal yang dilakukan dengan senang hati.

Ya, kita masih sangat perlu membenahi sistem pendidikan kita. Namun tidak membutuhkan waktu yang sebentar. Sementara itu membuat belajar menjadi menyenangkan dan bagaikan kebutuhan adalah hal yang lebih penting. Ini dapat diwujudkan. Ini bukanlah hal ekslusif dan elegan atau tak terjangkau. Kita bisa melakukannya. Dapat dimulai dengan merobah cara pandang terhadap pendidikan dan cara mendidik.

Mendidik bukanlah mengajarkan sesuatu lalu kecewa ketika yang diajarkan tak tersampaikan. Mandidik adalah membiarkan anak menemukan sendiri apa yang ingin ditemukannya.

Sumber :
http://edukasi.kompasiana.com/2010/12/01/indonesia-dan-sistem-pendidikan-terbaik-di-dunia/

0 komentar:

Posting Komentar